Apa itu Berkah?

Kita sering mendengar kata-kata “berkah” dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ungkapan: “Mudah-mudahan rezekimu berkah.” Atau ungkapan: “Mudah-mudahan ilmumu berkah.” Atau ungkapan: “Mudah-mudahan usiamu berkah.” 

Selanjutnya, apa makna berkah itu sendiri? Para ulama, seperti Al-Zubaidi (dalam Tajul Arus), Ibnu Manzur (dalam Lisanul Arab), dan Al-Fairuzabadi (dalam Kamus Al-Muhit), mereka menyepakati bahwa berkah (Bhs. Arab dibaca: Al-Barakah) bermakna berkembang dan bertambah (Al-Nama waz Ziyadah). Para ulama pun memahami bahwa berkah di sini maksudnya adalah berkembang dan bertambah dalam setiap kebaikan yang kita lakukan.

Hal senada terkait definisi berkah ini dikemukakan oleh Ragib Al-Asfahani (dalam Al-Mufradat fi Garibil Alquran), yaitu tetapnya kebaikan Allah dalam setiap perkara. Kemudian terdapat juga ulama lainnya yang mengemukakan bahwa berkah itu adalah kebahagiaan (Al-Saadah). Artinya, setiap kebaikan yang kita lakukan menjadikan kita bahagia.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berkah itu adalah bertambah atau berkembang atau tetapnya kebaikan dalam setiap hal yang melekat pada diri kita atau aktifitas yang kita lakukan sehingga menjadikan hidup bahagia. Misalnya, semakin kita bertambah ilmu, rezeki, usia, jabatan, popularitas, dan sebagainya, maka semakin bertambah pula kebaikan dan merasakan kebahagiaan, baik terasa oleh diri sendiri, keluarga, maupun dapat dirasakan pula oleh orang lain. Jadi, berkah itu merupakan "ruh" dari setiap yang kita lakukan.

Banyak ayat Alquran yang terkait dengan berkah. Sebagai contoh ayat yang sering kita dengar: “Seandainya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, maka pasti Kami (Allah) akan membukakan berkah kepada mereka dari langit dan bumi” (Surah Al-Araf: 96).

Wahbah Zuhaili (dalam Tafsir Al-Wasit) menjelaskan makna ayat tersebut adalah jika kita beriman dan takwa kepada Allah, maka pasti Dia akan membukakan pintu kebaikan dan turunnya rahmat serta karunia-Nya, baik dari langit, seperti turunnya hujan maupun dari bumi, seperti dikeluarkannya tumbuhan-tumbuhan serta diberikannya beragam ilmu pengetahuan.  

Selanjutnya, Ahmad Mustafa Al-Maragi (dalam Tafsir Al-Maragi) memahami ayat tersebut memberikan kesimpulan bahwa jika penduduk suatu kampung beriman dan bertakwa, maka Allah akan meluaskan kebaikan kepada mereka dari setiap arah serta memudahkannya.

Sementara itu, Muhammad Abduh (dalam Tafsir Al-Manar) menjelaskan jika yang dipahami berkah dari langit itu berupa pengetahuan wahyu dan cahaya keimanan, maka maknanya adalah faidah keimanan menjadikan sempurna fitrah basyariah, baik ruh maupun jasad dan tujuannya adalah kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan jika yang dipahami berkah dari langit berupa hujan dan berkah dari bumi berupa tumbuh-tumbuhan, maka maknanya adalah sesungguhnya hal itu merupakan pintu-pintu berbagai kenikmatan.  

Dengan memahami panjelasan ulama tafsir tersebut di atas, maka makna berkah itu indikatornya adalah terbuka luasnya pintu kebaikan dan kenikmatan, rahmat, karunia, kebahagiaan dunia akhirat, dan dimudahkannya segala urusan.  

Kemudian apa penyebab lainnya selain iman dan takwa sebagaimana telah disebutkan secara eksplisit dalam ayat di atas agar meraih keberkahan? Al-Syaqawi (dalam Al-Barakah: Kaifa Yahsulul Muslim Alaiha) menyebutkan di antaranya berdoa, mendapatkan harta dari jalan halal, bersedekah, berangkat pagi-pagi ketika berusaha, istikharah, dan rida atas rezeki yang telah dianugerahkan-Nya. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan berkah, baik dalam rezeki, usia, ilmu, dan yang lainnya. Amin. 


Catatan :
Jika Anda mengutip tulisan ini, jangan lupa untuk memasukkannya di daftar pustaka sebagai berikut:

Hidayat, Enang (2017, 01 Agustus). Apa itu Berkah? [Entri blog]. Diambil dari https://enanghidayat17.blogspot.com/2017/07/apa-itu-berkah.html


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Membedah Isra Mikraj Menurut Etimologi

Isolasi Diri Model Daud bin Abi Hindi

Rezeki Lahiriah dan Batiniah