Posts

Showing posts from May, 2018

Pohon Kebahagiaan Hidup

Image
Pembahasan ini sebenarnya merupakan kajian penulis pada waktu Kuliah Subuh tanggal 14 Ramadan di masjid Al-Falah Cikaret Cianjur. Panitia memberikan judul “Kaitan Iman, Ilmu, dan Amal.” Namun oleh penulis diubah lagi, tapi tidak mengubah substansinya. Sehingga judulnya agak filosofis. Maka jadilah judul “Pohon Kebahagiaan Hidup.” Mengapa demikian? Karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Ibaratnya sebuah pohon. Iman ibarat akarnya, ilmu ibarat batangnya, dan amal ibarat buahnya. Ketiganya intisari dari firman Allah Surah Ibrahim: 24-25 berikut ini. “Tidakkah kamu memerhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (kalimat tayyibah) seperti pohon yang baik (syajarah tayyibah). Akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit (24) Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan demikian kepada manusia agar mereka ingat” (25).  Riwayat Ibnu Abbas me

Makna Filosofi Salat Tarawih

Image
Kata “Tarawih” ( ,(تراويح jamak dari kata “ Tarwihatun ” ( ترويحة ), berasal dari kata “Rawwaha” (روح) yang berarti istirahat atau recreation. Rawas Qalahji dan Hamid Sadiq Qanibi (dalam Mujam Lugati al-Fuqaha ) menyebutkan istilah Tarawih dengan The long prayers in nights of Ramadan. Disebut salat itu  dengan salat Tarawih, karena pada waktu itu orang-orang Arab beristirahat setelah melaksanakan salat sebanyak empat rakaat. Atau dikatakan pula mereka beristirahat setelah selesai melaksanakan dua kali salam. Pada umumnya penyebutan kata “Tarawih” dengan kalimat “Tarwihatu Syahri Ramadan.”  Maksudnya salat yang di dalamnya ada istirahat pada malam bulan Ramadan. Demikian dikemukakan Ibnu Manzur  (dalam Lisan al-Arab ), Al-Zubaidi (dalam Taj al-Arus ), dan Al-Fairuzabadi (dalam Al-Qamus al-Muhit ). Sementara itu, Luis Makluf (dalam Al-Munjid ) menyebutkan disebut salat Tarawih, karena di dalamnya terdapat istirahat di antara dua kegiatan dan dilakukannya secara b

Esensi Takwa dalam Puasa Ramadan

Image
Para ulama mengemukakan beragam definisi takwa sebagaimana dikutif Al-Jurjani (dalam Al-Ta'rifat ) yang pada intinya takwa adalah upaya totalitas seseorang menaati perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Dan ungkapan takwa yang lebih sederhana lagi dikemukakan Ragib al-Asfahani (dalam al-Mufradat fi Garib al-Quran ) dengan memelihara jiwa agar terhindar dari perbuatan dosa. Dosa yang digambarkan dalam hadis menjadikan hati seseorang yang melakukannya tidak tenang atau galau. Dan pelaku dosa tersebut enggan apabila kelihatan oleh orang lain. (HR. Muslim dari Nawas bin Saman al-Ansari). Dengan takwa jelas sekali keadaan demikian dapat dihindarkan. Karenanya pantas juga Allah menegaskan kekhawatiran dan kesedihan akan terhindar dari orang yang takwa (Surah Al-Araf: 35). Puasa yang kita lakukan pada intinya Allah mengharapkan dengan puasa itu agar kita sampai kepada derajat atau predikat sebagai orang yang takwa. Dan maksud takwa yang dikemukakan oleh mayoritas p

Big Sale Ramadan

Image
Berkah Ramadan sungguh luar biasa. Pintu surga dibuka. Pintu neraka ditutup. Setan diborgol. Pintu maaf dibuka pula. Amalan sunat bagi yang melakukannya dicatat seperti amalan fardu. Malam diturunkannya Alquran dan ada Lailatul Qadar di dalamnya. Siapa yang tidak mau memanfaatkan suasana seperti itu? Tidak hanya kenikmatan dunia, seperti ketika berbuka. Kenikmatan akhirat akan dirasakan oleh orang yang puasa di bulan Ramadan, akan ketemu kelak dengan Sang Khalik. Dan disediakan pintu Rayyan di surga untuknya. Orang yang puasa akan masuk lewat pintu tersebut. Pantas saja Rasulullah menyuruh isterinya, Aisyah untuk mengetuk-ngetuk pintu surga dengan puasa. Karena memang dahsyat keutamaan puasa itu. Inilah yang disebut Big Sale Ramadan. Big Sale di bulan Ramadan karena bentuk perhatian, karunia dan kasih sayang-Nya yang diberikan kepada umat Nabi Muhammad. Tidak diberikan kepada umat sebelumnya. Sungguh beruntung bagi umatnya yang memanfaatkan Big Sale Ramadan ini. Tidak hanya

Makna Filosofi Puasa Ramadan

Image
Setiap ajaran Islam mengandung makna filosofinya untuk kehidupan pemeluknya sehari-hari. Inilah yang dimaksud dengan hikmah atau makna filosofi. Makanya ada ulama yang menulis sebuah kitab yang isinya berhubungan dengan hal tersebut. Sebut saja seperti Ali al-Jurjawi menulis kitab yang berjudul “Hikmat al-Tasyri wa Falsafatuhu” dan Syah Waliyullah al-Dahlawi menulis sebuah kitab yang berjudul “Hujatullah al-Baligah.” Namun yang paling banyak membahas masalah hikmah tersebut adalah kitab yang ditulis oleh Ali al-Jurjawi.  Tak terkecuali dengan ibadah puasa Ramadan, Allah juga banyak memberikan hikmah di dalamnya. Dan apabila kita mampu memahami dan menyerap hikmah tersebut, maka sungguh beruntunglah. Tidak hanya untung di dunia, tapi di akhirat juga. Puasa merupakan madrasah khuluqiah dan riyadah ruhiah . Madrasah khuluqiah maksudnya puasa merupakan tempat mendidik budi pekerti seorang mukmin agar berakhlak mulia, baik akhlak terhadap Allah, sesama manusia, maupun terhad

Kisah Puasa Umat Terdahulu

Image
Kata “puasa” dalam bahasa Arab disebut dengan “saum” ( صوم ) atau “siyam” ( صيام ). Keduanya secara bahasa berarti menahan ( إمساك ). Arti demikian bisa ditemukan dari kata-kata Maryam ketika ia diperintah Allah mengucapkan kalimat kepada orang-orang yang melihatnya dengan ucapan: “Saya bernazar kepada Allah akan saum (tidak akan berbicara kepada siapapun), kecuali berbicara dengan Malaikat dan bermunajat kepada sang Khalik. (Surah Maryam: 26). Demikian dikemukakan Al-Qurtubi (dalam Jami al-Ahkam ) dan Wahbah Zuhaili (dalam Tafsir Munir ). Bagaimana awalnya puasa Ramadan diwajibkan? Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau menemukan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura guna memperingati selamatnya Nabi Musa dari kejaran Firaun. Selanjutnya Rasulullah pun menganjurkan kepada para sahabat agar melakukan puasa Asyura, namun bukan dalam rangka ikut-ikutan seperti apa yang dilakukan orang-orang Yahudi. Selain melaksanakan puasa Asyura, Rasulullah Saw. pun  melaksana

Membedah Makna Ramadan

Image
Kata “Ramadan”  (رمضان) berasal dari kata “Al-Ramadu war Ramdâu” (الرمض والرمضاء) yang berarti sangat panas. Bisa juga berarti panasnya batu disebabkan sangat panasnya terik matahari. Demikian dikemukakan Ibnu Manzur (dalam Lisan al-Arab ), Al-Zubaidi (dalam Taju al-Arus ), Luis Makluf (dalam Al-Munjid ), dan Ragib al-Asfahani (dalam Al-Mufaradat fi Garib al-Quran ). Dan penulisan kata “Ramadan” merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).   Al-Zauhari (dalam Al-Sihah Taju al-Lugah ) menjelaskan orang Arab menamai bulan sesuai dengan peristiwa yang terjadi ketika itu, tak terkecuali dengan bulan Ramadan. Karena pada waktu itu bertepatan dengan sangat panasnya terik matahari yang meliputi jazirah Arab, sehingga menyebabkan batu terbakar. Penjelasan demikian mengingatkan kita bahwa Ramadan menjadikan dosa kita semua terbakar yang tiada lain maksudnya terhapus. Karenanya tepat sekali dalam hadis disebutkan: “Siapa saja berpuasa Ramadan karena iman dan karena A

Makna Memakmurkan Masjid

Image
Pembahasan ini merupakan kajian penulis pada hari Sabtu (malam Minggu, tanggal 12 Mei 2018) dalam acara syukuran beresnya renovasi masjid "Baitul Rahman" yang ada di kampung Pasirhayam Cianjur. Pembahasan ini tepat sekali, karena mengingat akhir-akhir ini lagi viral di media sosial sebagaimana kita saksikan tentang Kementerian Agama yang melarang pemuka agama menyampaikan pesan politik praktis dalam ceramahnya, apalagi dilakukan di rumah ibadah, seperti di masjid. Kemudian akhir-akhir ini juga MUI mengadakan Ijtimak ke-6 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada tanggal 7 sampai 9 Mei 2018 yang menghasilkan delapan point tentang pelarangan politisasi agama. Salah satu foint yakni point keempat berbicara tentang tempat ibadah bukan hanya untuk kepentingan ritual keagamaan semata, seperti salat, melainkan untuk kepentingan pendidikan, dakwah Islam, politik keumatan seperti bagaimana cara memilih pemimpin sesuai ketentuan agama, ekonomi keumat

Persiapan Menghadapi Ramadan

Image
Sebentar  lagi kita masuk pada bulan Ramadan. Bagaimana persiapan yang dilakukan Rasulullah Saw. menyambut Ramadan tersebut? Bagaimana pula kebiasaan puasa Nabi-nabi terdahulu, sebelum Rasulullah Saw? Selanjutnya persiapan apa bagi kita untuk menyambut Ramadan tersebut? Sebelum menjawab itu semua ada baiknya kita bahas dulu doa yang diucapkan Rasulullah ketika memasuki bulan Rajab:  “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syakban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadan.” (HR. Tabrani dari Anas). Hadis tersebut secara implisit berbicara tentang jauh-jauh hari Rasulullah sudah mempersiapkan kedatangan bulan Ramadan. Karena Ramadan ibarat tamu agung, sehingga beliau pun sangat mengharapkan ketika Ramadan tiba, beliau masih diberikan usia di dunia. Bukankah sebelumnya beliau berpuasa di bulan Rajab, dan selama bulan Syakban, beliau juga sebulan penuh berpuasa. Sehingga menyambung dengan bulan Ramadan. Dengan demikian persiapan yang beliau lakukan adalah berib