Posts

Showing posts from August, 2017

Sabar Badani dan Nafsani (Renungan Menyambut Idul Adha)

Sebentar lagi kita akan merayakan hari raya Idul Adha. Kenapa hari itu dikatakan hari raya Idul Adha? Yakub sebagaimana dikutif Ibnu Manzur (dalam Lisanul Arab ) berpendapat karena pada hari itu orang-orang berkumpul untuk menyembelih hewan, yakni kambing. Penyembelihan hewan kambing ini sebagai bentuk wujud mendekatkan diri kepada Allah. Hewan itulah dinamakan dengan hewan kurban. Kata “kurban” (bahasa Arab ditulis Al-Qurbanu ) berasal dari bahasa Arab, yakni qaruba yang berarti dekat. Makna asal kurban menurut penjelasan Ibnu Manzur berarti orang-orang mendekatkan diri kepada Allah dengan cara mengalirkan darahnya melalui jihad. Tentunya jihad yang dimaksud di sini bermakna sempit, yakni mengangkat senjata di medan perang. Kemudian makna kurban tersebut berubah menjadi mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara menyembelih hewan sapi, kambing, dan unta. Hal inilah sebagaimana yang dialami melalui kisah kesabaran Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail. Sebelum membahas panjang lebar ter

Transaksi Ekonomi Syariah

Image
Membicarakan persoalan muamalah (hukum ekonomi syariah) tidak bisa dilepaskan dari peranan akad (transaksi) terkait dengan keabsahannya. Sebelum membahas apa itu akad, penulis terlebih dahulu akan membahas apa yang dimaksud dengan muamalah?  Kata ini sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari dan kita pun sering mengamalkannya.   Secara bahasa kata “muamalah” berarti saling berbuat atau saling bertindak di antara dua orang atau lebih. Artinya, jika dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan sebuah aktivitas yang melibatkan orang lain, maka itu dikatakan muamalah. Sedangkan muamalah menurut istilah sebagaimana dikemukakan Farid Wadjdi (dalam Dairat Maarifil Qarnil Isyruna ) adalah hukum syarak yang berkaitan dengan kehidupan dunia. Artinya, aktivitas kehidupan di dunia tidak terlepas dari hukum yang mengaturnya. Namun tujuannya tidak hanya untuk kemaslahatan hidup di dunia semata, tapi untuk kemaslahatan akhirat pula. Oleh karena itu, kiranya tepat sekali Abu Ishak Al-S

Jihad Melawan Korupsi

Image
Data yang diperoleh dari Corruption Perseptions Index 2016 hasil riset Transparency International,  negara kita tercinta ini menempati peringkat atau ranking ke-90 dari 176 negara yang disurvei (survei dilakukannya tanggal 25 Januari 2017) dengan skor 37 dari skala 0-100 (0 berarti sangat korup dan 100 berarti sangat bersih). Skor tersebut naik satu point dari sebelumnya, yakni skor 36 pada tahun 2015 dan turun dua peringkat dari sebelumnya, yakni peringkat 88 pada tahun 2015. Negara di dunia dengan CPI sejajar dengan Indonesia adalah Kolombia, Liberia, Maroko, dan Republik Makedonia. Dari data tersebut diketahui pula bahwa Denmark dan New Zealand menempati peringkat ke-1 dan merupakan negara paling bersih dengan skor masing-masing 90. Adapun negara yang paling korup adalah Somalia menempati peringkat ke-176 dengan skor 10.   Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi ke 4 (skor 37). Negara dengan IPK (Indeks Persepsi Korupsi) tertinggi adalah Singapura skor 84

Pahlawan Sejati

Image
Kata “pahlawan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani. Dalam bahasa Inggris berarti hero, patriot. Sementara itu menurut bahasa Arab berarti al-Bathal.  Selanjutnya para ulama seperti Ibnu Manzur (dalam Lisanul Arab ), Luis Makluf (dalam Al-Munjid ), Al-Zubaidi (dalam Tajul Arus ), Al-Jauhari (dalam Kamus Al-Sihah ), Ragib Al-Asfahani (dalam Al-Mufradat fi Garibil Quran ), dan Al-Fairuzabadi (dalam Kamus Al-Muhit ), mereka sepakat mengartikan al-Bathal dengan seseorang yang gagah berani ( al-syuza’ ).  Namun, Ibnu Manzur menambahkan seseorang itu disebut pahlawan, karena ia gagah berani sehingga luka yang dialami pun tidak dipersoalkan. Atau karena ia mampu mengalahkan lawannya. Sementara itu Ragib Al-Asfahani menambahkan, seseorang itu disebut pemberani, karena ia berani menghadapi maut. Apakah pemberani itu sifat terpuji? Ya, karena termasuk ke

Trick on Track Qanaat

Ketika hidup sudah terpengaruh gaya hedonisme, maka sifat  qanaat terkikis dalam diri seseorang sehingga akan mengakibatkan segala macam cara ditempuh untuk mewujudkan impiannya. Hal ini mungkin karena terdorong oleh lingkungan yang mengitarinya atau karena dorongan hawa nafsu yang terus menerus merongrongnya atau karena karakter hidupnya memang demikian adanya. Apa sebenarnya qanaat (bahasa Arab dibaca: al-qanaat ) itu? Al-Zubaidi (dalam Tajul Arus ) dan Al-Jauhari (dalam Al-Sihah Tajul Lugah wa Sihahul Arabiah ) mengatakan bahwa qanaat itu adalah rida terhadap bagian yang telah ditetapkan Allah. Selanjutnya Muhamad bin Ali Tirmizi sebagaimana dikutif Rafik Azam (dalam Mausuah Mustalahut Tasawuf ) menambahkan qanaat adalah ridanya jiwa atas rezeki yang telah berikan oleh Allah, merasa cukup dengan sesuatu yang ada, dan menghilangkan sifat rakus atau serakah dalam diri.  Terkait dengan qanaat ini, jauh-jauh hari Rasulullah dalam riwayat Abu Hurairah telah mengingat

Jumat Berkah dan Rahmat

Hari ini hari Jumat penuh berkah dan rahmat. Apa arti Jumat? Hari ini disebut dengan hari Jumat, karena pada hari ini berkumpulnya kaum muslimin untuk melaksanakan berjamaah salat Jumat di mesjid. Selain ada juga yang berpendapat pada hari ini berkumpulnya kebaikan. Berdasarkan riwayat Ibnu Abas, pada hari ini disebut hari Jumat, karena pada waktu itu diciptakan Adam dan dimasukkannya ke surga, kemudian diturunkan darinya, dan bertemu kembali dengan Hawa di muka bumi pada hari Jumat pula. Hari Jumat memiliki banyak keutamaan. Di antaranya sebagaimana dijelaskan Nabi dalam hadis riwayat Abu Hurairah yang mengatakan bahwa sebaik-baiknya hari terbitnya matahari adalah pada hari Jumat (HR. Muslim). Masih banyak lagi fadilah terkait Jumat ini sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab-kitab hadis. Ibnu Manzur (dalam Lisanul Arab ) mengemukakan pada zaman Jahiliah hari Jumat ini disebut dengan yaumul arubah , yakni hari yang agung. Menurut riwayat Saklab, kata itu awal mulanya dikatak

Domain Ikhlas

Kata “ikhlas” sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Apa maksudnya? Mayoritas ulama mengatakan ikhlas itu kebalikan dari riya, yaitu melaksanakan suatu perbuatan karena ingin kelihatan orang lain. Hakikat ikhlas ini menurut Al-Zubaidi (dalam Tajul Arus :) adalah membebaskan diri dari selain Allah. Oleh karena itu, orangnya disebut mukhlis , yaitu orang yang menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan. Karenanya, dalam Alquran menurut Ibnu Asir sebagaimana dikutif menurut Ibnu Manzur (dalam Lisanul Arab ) terdapat surat yang dikenal dengan surat “Al-Ikhlas” yang berarti memurnikan dan mensucikan sifat Allah. Ikhlas ini menurut Rafik Al-Azam (dalam Mausuah Mustalah Tasawuf ) termasuk derajat yang paling tinggi bagi seorang hamba. Ikhlas ini terbebasnya hamba dari riya dan hawa nafsu. Dalam rangka beribadah kepada-Nya, seorang hamba mengkhususkan diri hanya Allah-lah satu-satunya yang disembah dan dijadikan tujuan. Artinya, ikhlas ini berarti membersihkan perbuatan dari pan

Urgensi Ibadah Sosial

Sudahkah kita berjiwa sosial dengan cara memerhatikan nasib orang banyak dengan apa yang kita punya? Untuk menjawab hal tersebut, ada baiknya sebelumnya mari kita renungkan perkataan Imam Jalaludin Suyuti (dalam Al-Asybah wan Nazair ) melalui kaidah fikih sebagai berikut:  “Al-Mutaaddi Afdalu minal Qasir” (Perbuatan ibadah yang mencakup kepentingan orang lain lebih utama daripada hanya sebatas untuk kepentingan sendiri). Maksud kaidah tersebut adalah ibadah yang manfaatnya lebih luas, tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, tapi dapat dirasakan juga oleh orang banyak, sekalipun orang banyak tidak ikut serta melaksanakannya, maka ibadah itu lebih utama daripada ibadah yang manfaatnya hanya seke dar dapat dirasakan oleh diri sendiri. Misalnya, seperti sedekah, wakaf, mencari ilmu, amar makruf nahyi munkar , kurban, dan ibadah lainnya yang termasuk ke dalam ibadah sosial. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa ibadah sosial lebih utama dari pada ibadah individual. Namun, bu

Filosofi Wudu

Melaksanakan wudu bagi umat Islam merupakan hal yang rutin dilakukan setiap hari. Hal ini mengingat kedudukannya merupakan ajaran penting bagi umat Islam, yakni sebagai sarana bersuci agar terbebas dari hadas kecil karena akan melaksanakan salat. Para ulama pun memberi definisi khusus terkait dengannya. Misalnya, Wahbah Zuhaili (dalam Al-Fiqhul Islam wa Adillatuhu ) mengutif pendapat ulama yang mengatakan bahwa wudu adalah bersuci yang telah ditentukan atau perbuatan tertentu yang diawali dengan niat. Perbuatan tertentu di sini maksudnya seperti membasuh muka, membasuh kedua tangan, mengusap kepala, dan membasuh kedua kaki. Urgensi wudu tersebut dalam fikih Islam dikatakan sebagai media agar salat kita sah. Oleh karena itu, kedudukannya menjadi wajib bagi orang yang akan salat. Sehingga para ulama, seperti Tajudin Al-Subki (dalam Al-Asybah wan Nazair ) mengeluarkan sebuah kaidah fikih: “Sebuah kewajiban tidak akan sempurna kecuali dengan sesuatu itu, maka kedudukan sesuatu itu huk

Apa itu Berkah?

Image
Kita sering mendengar kata-kata “berkah” dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ungkapan: “Mudah-mudahan rezekimu berkah.” Atau ungkapan: “Mudah-mudahan ilmumu berkah.” Atau ungkapan: “Mudah-mudahan usiamu berkah.”  Selanjutnya, apa makna berkah itu sendiri? Para ulama, seperti Al-Zubaidi (dalam Tajul Arus ), Ibnu Manzur (dalam Lisanul Arab ), dan Al-Fairuzabadi (dalam Kamus Al-Muhit ), mereka menyepakati bahwa berkah (Bhs. Arab dibaca: Al-Barakah ) bermakna berkembang dan bertambah ( Al-Nama waz Ziyadah ). Para ulama pun memahami bahwa berkah di sini maksudnya adalah berkembang dan bertambah dalam setiap kebaikan yang kita lakukan. Hal senada terkait definisi berkah ini dikemukakan oleh Ragib Al-Asfahani (dalam Al-Mufradat fi Garibil Alquran ), yaitu tetapnya kebaikan Allah dalam setiap perkara. Kemudian terdapat juga ulama lainnya yang mengemukakan bahwa berkah itu adalah kebahagiaan ( Al-Saadah ). Artinya, setiap kebaikan yang kita lakukan menjadikan kita bahagia. De