Posts

Showing posts from February, 2018

Orang Gila Versi Hadis

Image
Kata-kata “orang gila” sudah tidak lagi digunakan di masyarakat sekarang. Akan tetapi diganti dengan istilah “Orang Dengan Masalah Kejiwaaan (ODMK)” atau orang yang mengalami masalah kejiwaan. Demikian dikatakan dr. G. Pandu Setiawan, SpKJ ( Ketua Jejaring Komunikasi Kesehatan Jiwa ) sebagaimana dikutif Merry Wahyuningsih ( dalam health.detik.com ). Mengapa demikian? Karena menurutnya istilah tersebut kesannya guyonan. Sama halnya dengan sebutan “orang sinting”. Hal demikian menurutnya mengakibatkan penderita penyakit jiwa semakin sulit disembuhkan. Akhir-akhir ini kita pun sering mendengar berita di medsos tentang merajalelanya pelaku yang menyebar berita  hoax , ujaran kebencian dan Sara. Orang yang demikian pun menurut Kabareskrim Polri, Komjen Ari Dono Sukmanto sebagaimana beritanya dikutif detikhealth (Selasa, 27 Februari 2018) mengalami gangguan kejiwaan. Sementara itu dalam berita yang sama menurut pakar kejiwaaan, dr Agung Frijanto, SpKJ, bisa jadi orang tersebut ketika

Sosialisasi dan Kontrol Sosial

Image
Pada hari Jumat (16 Februari 2018), penulis menengok para mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN. Penulis pun sudah merencanakan ingin salat Jumat di tempat KKN. Penulis di posko berbincang-bincang dengan para mahasiswa yang menyebutkan sebelumnya ketua DKM masjid di salah satu tempat tersebut menyarankan agar salat Jumat ke masjid yang beliau pimpin guna silaturahim dan bersosialisasi. Sebelum melaksanakan salat, penulis dalam kapasitasnya sebagai pembimbing lapangan diberikan kesempatan untuk berdiri memperkenalkan kepada masyarakat terkait keberadaan mahasiswa KKN di kampung tersebut. Maka kesempatan baik tersebut digunakan oleh penulis untuk berbicara sepatah atau dua patah kata selain untuk silaturahim, juga menitipkan para mahasiswa kepada masyarakat beserta para tokohnya. Dengan adanya silaturahim dan bersosialisasi tersebut, alhamdulillah masyarakat respon sekali. Hal inilah menjadi hikmah bagi para mahasiswa setelah beresnya KKN nanti agar hidup bersosialisasi den

Mahasiswa dan Masyarakat

Image
Pada tanggal 12 Februari 2018 penulis mengantarkan para mahasiswa ke lokasi KKN  di Desa Cidadap-Campaka Cianjur. Tujuan dari KKN tersebut sebagai bentuk pengamalan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian. Pengabdian kepada masyarakat sebuah keniscayaan bagi siapapun, tak terkecuali mahasiswa. Mengapa dikatakan demikian? Apabila ingin ilmunya lebih bermanfaat salah satunya bisa mentransferkan ilmunya kepada yang membutuhkannya di masyarakat. Artinya ilmu yang selama ini diperoleh dari bangku perkuliahan dipraktikkan dan diamalkan di masyarakat. Istilah “mahasiswa” sudah populer diartikan dengan seseorang yang belajar di suatu perguruan tinggi. Istilah demikian lebih tinggi levelnya dari “pelajar” atau “siswa” yang dikenal dengan seseorang yang duduk di bangku sekolah dasar dan menengah.  Atau yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan “anak sekolahan.” Keberadaan mahasiswa jelas ditunggu oleh  keluarga, masyarakat, dan calon mertua (khusus yang sudah punya calon)

Mungkinkah Berkah Ilmu Masih Ada?

Image
Ketika tahun 1991 penulis mondok di Pesantren di daerah Garut terdapat suatu pengalaman yang sampai sekarang tidak pernah terlupakan, bahkan hingga kapan pun. Tiap beres mengaji di masjid, para santri tidak berani keluar sebelum kyai masuk dulu ke rumahnya. Begitu pun ketika kyai berada di luar, para santri tidak berani keluar, bahkan bersembunyi. Bukan karena takut, melainkan karena malu. Demikian pula ketika para santri duduk di rumah kyai mau minta izin pulang ke rumah, duduknya pun sambil tertunduk. Masih ingat sampai sekarang ucapan kyai: “Mudah-mudahan selamat di jalannya dan sampaikan salam buat orang tuamu.” Sungguh benar-benar adab atau tatakrama dipelihara, karena percaya berkah itu akan selalu ada dari ilmu yang telah disampaikan kyai kepada para santrinya. Mungkin pengalaman seperti ini bukan hanya yang dialami oleh penulis saja. Mungkin dialami juga oleh sahabat-sahabat yang budiman. Bahkan para orang tua kita dulu pun hal yang sama ketika mereka mondok mengalaminya

Bercahaya dengan Berjamaah Ibadah

Image
Kata-kata “berjamaah” sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, baik terkait dengan ibadah maupun muamalah. Namun yang dimaksud dalam tulisan ini berjamaah hubungannya dengan ibadah, yakni salat. Begitu pentingnya berjamaah ini sehingga mendatangkan berkah ( al-barakah maal jamaah ). Tak terkecuali membudayakan berjamaah salat dalam kehidupan berkeluarga. Mengapa demikian? Kita perhatikan kata-kata “berjamaah” berasal dari kata “al-Jam’u” yang mengandung arti mengumpulkan sesuatu dengan cara merapatkan yang satu dengan yang lainnya. Dalam Alquran sebagaimana dijelaskan Ragib al-Asfahani (dalam Al-Mufaradat fi Garibil Quran ) terdapat ayat yang menerangkan matahari dan bulan dikumpulkan (Surah Al-Qiyamah: 9). Ayat ini menerangkan pada hari kiamat bulan dan matahari dikumpulkan dan kedua cahayanya dihilangkan Allah dan tidak akan kembali lagi seperti semula. Ibnu Manzur menyebutkan kata “al-Jam’u” mengandung arti mengumpulkan sesuatu yang asalnya bercerai-berai atau ber

Khusuf Bukti Kekuasaan Allah

Image
Kita telah menyaksikan tadi malam bukti kekuasaan Allah berupa gerhana bulan atau khusuf . Apa itu khusuf ? Khusuf berarti hilangnya cahaya bulan sebagiannya atau seluruhnya pada malam hari, karena terhalang oleh bayangan bumi. Berbeda dengan kusuf atau gerhana matahari maknanya adalah terhalangnya cahaya matahari sebagian atau seluruhnya pada siang hari. Ketika khusuf , posisi bumi berada di antara matahari dan bulan. Terjadinya khusuf  biasanya pertengahan bulan atau bulan purnama. Berbeda dengan kusuf atau gerhana matahari biasanya terjadi di akhir bulan. Ali Al-Jurjawi (dalam Himatut Tasyri wa Falsafatuhu ) menjelaskan matahari lebih besar dibandingkan dengan bumi. Besarnya matahari sama dengan seukuran satu juta tiga ratus ribu kali bumi. Ukuran demikian sama dengan ukuran langit keempat. Sedangkan bulan lebih kecil dari bumi. Besarnya bumi sama dengan seukuran empat puluh sembilan kali bulan. Dan jarak bulan lebih dekat kepada kita dibanding  dengan matahari.   Ge