Merindukan Indonesia Membumi
Program
Workshop “Indonesia Membumi” singkatan dari Indonesia Menggagas dan Menerbitkan
Buku Melawan Korupsi yang diselenggarakan berkat kerjasama KPK dan Ikatan
Penerbit Indonesia (Ikapi) pada tanggal 17 s.d. 19 Mei 2016 di gedung KPK dan hotel
Morissey Jakarta merupakan pengalaman yang berharga bagi penulis. Mengapa
demikian? Karena di sana bergabungnya para penulis dan editor penerbit yang
tergolong ke dalam Ikapi yang melibatkan 30 penerbit se-Indonesia. Kegiatan
worskhop tersebut secara resmi dibuka oleh Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif
dengan disaksikan oleh Sujanarko, Ketua Pusat
Pembelajaran Antikorupsi atau Anticoruption Learning Centre (ACLC), Ketua Ikapi
Pusat, Rosidayati Rozalina.
Penulis
merupakan perwakilan dari penulis penerbit PT. Remaja Rosdakarya Bandung yang
dipercaya untuk mengikuti acara tersebut dengan ditemani sahabat penulis,
seorang editor penerbit Rosda, Engkus Kuswandi. Banyak
manfaat yang dipetik dari kegiatan tersebut. Di antaranya diperkenalkannya
lembaga KPK seperti Pusat Pembelajaran Antikorupsi atau Anticoruption
Learning Centre (ACLC), Portal Pengetahuan KPK atau Anticorruption
Clearing House (ACCH), dan banyak mendapatkan referensi tentang korupsi
dari KPK. Tak ketinggalan pula mendaptkan ilmu yang diperoleh dari pembicara
atau narasumber seperti Bambang Widjoyanto (mantan pimpinan KPK), Busyro
Muqaddas (mantan pimpinan KPK), Novel Baswedan (penyidik KPK), Zukarnaen (Biro
Humas KPK), Dwi Siska Susanti, dan Yudi Purnomo Harahap.
Sungguh
bukan hanya pengalaman yang didapat penulis, tapi ilmu terkait dengan teknik penulisan
naskah yang dibimbing oleh para penulis yang sudah berpengalaman dan profesional,
seperti Tasaro GK, Bambang Trimansyah, dan Yadi Muyadi. Tentunya ilmu yang
didapat dari mereka tidak akan pernah penulis lupakan sampai kapan pun.
Salah
satu kegiatan workshop tersebut, peserta disuruh merancang perencanaan naskah
pada tiga genre, yakni buku anak, buku remaja, dan buku dewasa atau
umum. Adanya pengklasifikasian naskah ke dalam tiga genre tersebut
bertujuan setelah selesai workshop tersebut, setiap peserta yang ikut workshop diharapkan
berkontribusi menulis buku bertema antikorupsi yang genre-nya terserah
masing-masing peserta. Kendatipun singkat workshop tersebut, namun setelah selesainya workshop tersebut
alhamdulillah penulis berbuah hasil, yakni bisa menyelesaikan penulisan buku “Jihad
Melawan Korupsi”. Buku yang ditulis penulis tergolong ke dalam genre
buku dewasa atau umum.
Waktu
penulisan naskah yang diberikan panitia memang cukup singkat yakni sekitar satu
bulan, yakni bulan Juni s.d Juli. Namun, alhamdulillah penulis bisa menyelesaikan
penulisan buku tersebut dalam jangka waktu tersebut. Pada bulan Juli penulis mengirimkan naskah tersebut ke penerbit Rosda. Kemudian pihak penerbit menelaah dan memberikan saran serta masukan terkait dengan penulisan dan contens naskah tersebut. Lalu penulis memperbaiki serta menyempurnakan naskah tersebut. Setelah beres, penulis kirimkan lagi ke penerbit. Pihak penerbit lalu mengeditnya. Pada bulan Agustus penerbit mengirimkan naskah dalam bentuk dummy ke
panitia di KPK. Kemudian 28 September 2016 Launching bersama-sama buku karya penulis
penerbit lainnya tentang antikorupsi program Indonesia Membumi di JCC Senayan
Jakarta dalam acara Indonesia International Book Fair (IIBF) yang
dihadiri oleh Ketua KPK, Agus Raharjo; Ketua
Ikapi, Rosidayati Rozalina; panitia dan peserta workshop, dan masih banyak yang
lainnya. Alhamdulillah juga ketika Launching tersebut, KPK menerbitkan sebuah
Katalog Buku Indonesia Membumi yang isinya memuat daftar buku-buku yang sudah
ditulis oleh peserta workshop Indonesia Membumi.
Tujuan
utama program Indonesia Membumi yang dirancang KPK dan Ikapi tersebut guna
mensosialisasikan kepada masyarakat luas terkait dengan pentingnya pendidikan
antikorupsi, terutama terkait dengan pencegahan. Selain itu guna
mensosialisasikan bahwa korupsi merupakan kejahatan luar biasa (extra
ordinary crimes).
Dalam
penulisan buku tersebut, penulis mengucapkan rasa syukur ke hadirat Allah,
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada penulis sehingga
bisa menyelesaikan penulisan buku tersebut. Bapak Anang Solihin Wardan, Kabag
Perencanaan penerbit Rosda yang telah memberi semangat, memberikan buku referensi tentang korupsi,
serta memberikan masukan dalam penulisan buku tersebut. Mas Tasaro GK
pembimbing ketika workshop yang telah memberikan ilmunya terkait dengan teknis
penulisan naskah. Isteri tercinta, Eneng Elis Aisah dan anakku tersayang,
Mumtaz Nawaf Hidayat yang telah mendukung keikutsertaan penulis dalam workshop
tersebut serta telah memotivasi penulis agar terus menulis.
Buku, menurut Mochtar Lubis, seorang jurnalis dan penulis buku
ternama asal negara kita tercinta ini—sebagaimana dikemukakan dalam Katalog Buku Indonesia
Membumi--adalah senjata yang kukuh dan berdaya hebat untuk melakukan serangan
maupun pertahanan terhadap perubahan sosial, termasuk perubahan nilai-nilai
kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Menurut menulis buku juga merupakan sarana dakwah dan jihad bil
kitabah, yakni dakwah dengan tulisan. Oleh karena itu, para ulama dan para
ilmuan lainnya telah berupaya berdakwah dan berjihad membangun umat sehingga
berperadaban melalui karya tulisnya dan sampai sekarang kita pun bisa
menikmatinya. Namun sayangnya sebagaimana penulis telah jelaskan dalam tulisan sebelumnya
terkait dengan “Ikatlah Ilmu dengan Tulisan” anak Indonesia saat ini lemah dalam
membaca. Hal ini berdasarkan data dari riset“World’s Most Literate Nations
Ranked” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada
bulan Maret 2016. Apa penyebabnya masalah ini? Tentunya ini menjadi PR bagi orang tua dan pendidik bagaimana caranya menumbuhkan budaya baca dan
tulis-menulis diminati generasi penerus kita baik di lingkungan keluarga maupun di lembaga pendidikan. Mudah-mudahan semua itu bisa
terpecahkan. Amin.
Comments
Post a Comment