Tugas dan Nama-nama bagi Rasulullah Saw


Jika kita menelaah Alquran Surah Al-Ahzab: 45-46, kemudian menelaah tafsir Al-Wasit karya Syekh Wahbah Zuhaili akan ditemukan secara eksplisit lima tugas diutusnya Rasulullah ke muka bumi, selain menyempurnakan akhlak mulia, yakni: 1) sebagai saksi (syahid) baik bagi umatnya dengan cara menyampaikan ajarannya maupun seluruh umat Nabi sebelumnya. Secara implisit tugas pertama ini mengandung makna keunggulan diutusnya beliau ke muka bumi, yakni menjadi rahmat bagi semesta alam (rahamatan lil alamin), 2) memberikan kabar gembira (mubasyir) kepada orang-orang mukmin dengan rahmat-Nya dan surga-Nya. Salah satu kabar ini dijelaskan pula melalui hadisnya riwayat Abu Hurairah yang menjelaskan seluruh umatku (kata Rasulullah) akan masuk surga kecuali yang tidak mau. Para sahabat bertanya: “Siapa mereka ya Rasulullah”? Beliau menjawab: “Barang siapa yang menaatiku, maka ia akan masuk surga, dan barang siapa yang tidak menaatiku, maka dialah yang tidak mau masuk surga itu” (HR. Bukhari dan Ahmad), 3) memberikan peringatan (nazir) kepada orang-orang yang berbuat maksiat dengan siksa api neraka. Selanjutnya tugas lainnya sebagaimana dijelaskan dalam ayat selanjutnya (ayat 46) yakni, 4) mengajak manusia kepada ajaran Allah (dai) dengan cara menyampaikan ajaran tauhid, 5) mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya kebenaran, tauhid, dan keimanan (sirajan muniran). 

Pada waktu ayat tersebut turun (Surah Al-Ahzab: 45) Rasulullah berdasarkan riwayat Ibnu Abbas memanggil Ali bin Abi Talib dan Muaz bin Jabal, kemudian mengutus keduanya ke negeri Yaman, seraya berkata kepada keduanya: “Pergilah engkau berdua dan berilah kabar gembira penduduk dan janganlah engkau berdua berpaling dari mereka, permudahlah urusan mereka, dan jangan membuat mereka kesulitan” (HR. Ibnu Abi Hatim).

Apabila kita telaah pesan Rasulullah kepada Ali dan Muaz tersebut secara implisit dapat kita simpulkan bahwa beliau menyuruh keduanya berdakwah kepada penduduk Yaman dengan penuh keramahan, kesabaran, kesantunan, menyejukkan sehingga umat merasa nyaman (bukan kesulitan yang dirasakan). Namun pada hakikatnya pesan tersebut bukan hanya khusus ditujukan kepada Ali dan Muad serta penduduk Yaman saja, melainkan pesan kepada para dai atau mubalig seluruh umatnya termasuk kita yang berada di negara tercinta ini. Inilah ajaran dan risalah Rasulullah untuk kita hayati dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian jelaslah ajaran radikal dan ekstrimis bukan berasal dari ajaran Rasulullah.  

Selanjutnya kita mengenal nama-nama bagi Allah yang dikenal dengan Asmaul Husna (nama-nama yang baik) berjumlah sembilan puluh sembilan. Rasulullah pun dalam perjalanan hidupnya dikenal pula nama lain untuknya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadisnya riwayat Jabir bin Mat’am, bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda: “Aku mempunyai nama yang melekat padaku, yakni Aku Muhammad, Aku Ahmad (keduanya bermakna orang terpuji), Aku Al-Mahi (Allah menghapus kekufuran disebabkan karena telah mengutusku), Aku Al-Hasyir (manusia nanti akan dikumpulkan dan datang menghadapku meminta syafaat), Aku Al-Aqib (yang datang terakhir setelah para Nabi atau Nabi terakhir).

Selain istilah-istilah tersebut, Al-Qurtubi dalam karyanya Al-Jami li Ahkam Al-Quran mengutip pula hadis Rasulullah yang berbunyi: “Namaku dalam Taurat adalah Ahyad, karena aku yang menjauhkan umatku dari api neraka. Namaku dalam Jabur adalah Al-Mahi, karena aku diutus oleh Allah untuk memberantas orang-orang yang menyembah berhala. Namaku dalam Injil adalah Ahmad dan dalam Alquran adalah Muhammad, karena aku dipuji oleh penduduk langit dan bumi.  

Lalu apa tugas kita semua? Apabila kita menelaah tugas Rasulullah di atas sebenarnya memberikan hikmah yang mendalam bagi kita agar meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. Syahid bagi kita agar menjadi saksi dalam menyampaikan kebaikan. Basyir bagi kita membuat orang lain agar senantiasa semangat dan optimis dalam menjalani kehidupan. Nazir bagi kita agar mengingatkan orang lain untuk tidak berbuat maksiat. Dai bagi kita mengajak berbuat kebaikan dan saling menasihati dalam kebaikan dan takwa. Sirajan Muniran bagi kita agar banyak memberikan manfaat kepada orang lain dan menyadarkannya. Itu semua tugas kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Mudah-mudahan kita semua dapat meneladani akhlak Rasulullah Saw dalam kehidupan sehari-hari. Amin.

Catatan :
Jika Anda mengutip tulisan ini, jangan lupa untuk memasukkannya di daftar pustaka sebagai berikut:

Hidayat, Enang (2017, 02 Desember). Tugas dan Nama-nama bagi Rasulullah Saw [Entri blog]. Diambil dari https://enanghidayat17.blogspot.com/2017/12/tugas-dan-nama-nama-bagi-rasulullah-saw.html

Comments

Popular posts from this blog

Membedah Isra Mikraj Menurut Etimologi

Isolasi Diri Model Daud bin Abi Hindi

Rezeki Lahiriah dan Batiniah