Orang Gila Versi Hadis
Kata-kata “orang gila” sudah tidak lagi digunakan di masyarakat sekarang.
Akan tetapi diganti dengan istilah “Orang Dengan Masalah Kejiwaaan (ODMK)” atau
orang yang mengalami masalah kejiwaan. Demikian dikatakan dr. G. Pandu
Setiawan, SpKJ (Ketua Jejaring Komunikasi Kesehatan Jiwa) sebagaimana
dikutif Merry Wahyuningsih (dalam health.detik.com). Mengapa demikian?
Karena menurutnya istilah tersebut kesannya guyonan. Sama halnya dengan sebutan
“orang sinting”. Hal demikian menurutnya mengakibatkan penderita penyakit jiwa
semakin sulit disembuhkan.
Akhir-akhir ini kita pun sering mendengar berita di medsos
tentang merajalelanya pelaku yang menyebar berita hoax, ujaran kebencian dan Sara. Orang yang demikian pun menurut Kabareskrim Polri, Komjen Ari Dono
Sukmanto sebagaimana beritanya dikutif detikhealth (Selasa, 27 Februari
2018) mengalami gangguan kejiwaan. Sementara itu dalam berita yang sama menurut pakar kejiwaaan, dr Agung
Frijanto, SpKJ, bisa jadi orang tersebut ketika melakukan hal demikian mengalami
gangguan kejiwaan. Namun, apabila hal itu dilakukan karena perbedaan pandangan
politik, menurutnya tidak bisa dikatakan sebagai orang yang mengalami gangguan
kejiwaan. Karena hingga saat ini belum ada kriteria diagnosis gangguan jiwa
karenanya.
Kata-kata “gila” dalam bahasa Arab disebut dengan “Junun” atau “Majnun”.
Ibnu Manzur (dalam Lisanul Arab) menyebutkan kata tersebut berasal
dari kata “Junna” yang mengandung arti sesuatu yang tertutup. Kemudian Ibnu
Manzur juga menyebutkan "orang gila" adalah orang yang kurang akalnya. Hal yang sama dikemukakan oleh Ragib al-Asfahani (dalam Al-Mufaradat fi Garibil Quran) menyebutkan “orang gila” adalah orang yang tertutup atau terhalang antara jiwa
dan akalnya. Luis Makluf (dalam Al-Munjid) menyebutkan orang gila adalah orang yang hilang atau rusak akalnya. Sementara itu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
menyebutkan “orang gila” adalah orang yang sakit ingatannya (kurang beres
ingatannya). Dari beragam definisi terkait "orang gila" tersebut memiliki persamaan yang intinya "orang gila" adalah orang yang mengalami gangguan pada jiwa dan akalnya.
Lalu bagaimana versi hadis Rasulullah mengenai “orang gila” ini?
Berikut ini penulis kutif penjelasan dari Kitab Kanzul Ummal karya
Alauddin Ali Al-Muntaqi. Diriwayatkan suatu waktu Rasulullah sedang duduk bersama para
sahabat. Kemudian lewatlah seorang lelaki yang punya penyakit jiwa (orang
gila). Ketika itu para sahabat berkata: “Ini adalah orang gila.” Mendengar
kata-kata para sahabat demikian, Rasulullah menanggapinya dengan menyebutkan
hakikat "orang gila" itu adalah orang yang tetap dalam kemaksiatan. Sedangkan orang yang
kalian maksud itu adalah orang yang sedang terkena musibah. (HR. Ibnu Najar
dari Anas bin Malik). Dalam riwayat lain sebagaimana dikutif Ibnu Manzur hakikat "orang gila" adalah orang yang membusungkan dadanya, melihat rendah orang
lain, dan apabila berjalan dengan penuh kesombongan.
Terlepas dari kualitas hadis tersebut apakah termasuk hadis sahih atau bukannya. Yang jelas jika kita menelaah kandungannya jelaslah sifat-sifat demikian
yang merupakan hakikat “orang gila” tidak menutup kemungkinan banyak terjadi di
zaman now. Selain itu kita pun sering dalam kehidupan sehari-hari mendengar
istilah “gila harta” dan “gila jabatan”. Semuanya itu konotasinya negatif. Bahkan
hal demikian mungkin saja lebih banyak dibanding dengan orang yang mengalami
gangguan jiwa atau dalam bahasa dr. G. Pandu Setiawan, SpKJ disebut dengan
“Orang Dengan Masalah Kejiwaaan (ODMK)”.
Tempat mengobati orang yang sedang mengalami gangguan jiwa ada Rumah Sakit Jiwa. Sedangkan mengobati “orang gila” sebagaimana sifatnya disebutkan
hadis tersebut apakah ada rumah sakitnya? Tiada lain cara mengobatinya hanya
dengan bertaubat kepada Allah. Memperbanyak zikir kepada-Nya. Meninggalkan
perbuatan maksiat dan meninggalkan sifat-sifat sombong yang masih melekat dalam
jiwanya selama ini. Semoga kita semua terhindar dari penyakit gangguan jiwa dan
sifat-sifat yang telah disebutkan dalam hadis yang merupakan ciri-ciri hakikat
orang gila. Amin.
Catatan :
Jika Anda mengutip tulisan ini, jangan lupa untuk memasukkannya di daftar pustaka sebagai berikut:
Hidayat, Enang (2018, 27 Pebruari). Orang Gila Versi Hadis [Entri blog]. Diambil dari https://enanghidayat17.blogspot.com/2018/02/orang-gila-versi-hadis.html
Comments
Post a Comment