Sosialisasi dan Kontrol Sosial
Pada hari Jumat (16 Februari 2018), penulis menengok para
mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN. Penulis pun sudah merencanakan ingin salat
Jumat di tempat KKN. Penulis di posko berbincang-bincang dengan para mahasiswa
yang menyebutkan sebelumnya ketua DKM masjid di salah satu tempat tersebut menyarankan
agar salat Jumat ke masjid yang beliau pimpin guna silaturahim dan bersosialisasi.
Sebelum melaksanakan salat, penulis dalam kapasitasnya sebagai
pembimbing lapangan diberikan kesempatan untuk berdiri memperkenalkan kepada
masyarakat terkait keberadaan mahasiswa KKN di kampung tersebut. Maka
kesempatan baik tersebut digunakan oleh penulis untuk berbicara sepatah atau
dua patah kata selain untuk silaturahim, juga menitipkan para mahasiswa kepada masyarakat
beserta para tokohnya. Dengan adanya silaturahim dan bersosialisasi tersebut, alhamdulillah
masyarakat respon sekali.
Hal inilah menjadi hikmah bagi para mahasiswa setelah beresnya KKN
nanti agar hidup bersosialisasi dengan masyarakat, khususnya di sekitar tempat
tinggal. Modal ilmu saja tidak cukup jika tidak didukung dengan modal sosialisasi
dengan masyarakat. Keduanya menjadi modal agar menjadi orang yang banyak memberikan manfaat kepada masyarakat.
Tak sedikit orang yang berilmu tinggi, namun karena ia kurang bersosialisasi
dengan masyarakat, maka jadinya ia kurang dikenal di masyarakat tersebut dan
ilmunya di tempat tersebut kurang berkembang. Apalagi jika ditambah dengan
merasa diri lebih segalanya dari masyarakat sekitar, baik merasa tinggi ilmu,
kedudukan, dan status sosial. Sehingga merasa asing tinggal di
masyarakat tersebut.
Jika M. Qadari (Direktur Eksekutif Indo Barometer) ketika dua hari
yang lalu diwawancarai di Metro TV menyikapi akhir-akhir ini modal sosial dan finansial
menjadi modal utama calon yang akan bertarung di pilkada. Pahadal menurutnya
sebenarnya modal sosial merupakan modal utama seperti prestasi, integritas, dan
tingkat pengenalan. Maka, kaitannya dengan pengabdian kepada masyarakat
yang merupakan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi, modal ilmu dan sosial-lah
menjadi modal utama yang harus dimiliki para mahasiswa sebagai calon yang akan
mengembangkan ilmunya di masyarakat.
Heterogennya karakter masyarakat sangat memengaruhi juga terhadap sikap
dan penerimaan mereka terhadap ilmu yang disampaikan seorang ilmuan. Terlebih
lagi jika sebelumnya tanpa dibarengi dengan sosialisasi. Apalagi jika ingin mengubah
kebiasaan masyarakat yang selama ini berlawanan dengan hati nurani. Hal itu
tidak mudah jika dilakukannya tanpa proses pendekatan secara
pelan-pelan dan bertahap serta dialogis.
Bukankah Rasulullah juga ketika berdakwah terlebih dahulu memahami
betul karakter masyarakat ketika itu. Sehingga cara beliau berdakwah dengan menerapkan
prinsip bertahap (tadrij). Karenanya tidak heran banyak orang yang suka kepada beliau, baik dari kalangan muslim maupun non muslim. Misalnya ketika itu
keadaan masyarakat Arab gemar meminum khamr. Ayat yang turun tentang
larangan minuman khamr tidak turun sekaligus, melainkan secara bertahap
hingga tiga kali turun. Hal ini disesuaikan dengan kondisi psikologis
masyarakat ketika itu. Bisa dibayangkan bagaimana jika ayat tentang hal
tersebut diturunkan sekaligus, tentunya masyarakat ketika itu akan kaget
sekali. Inilah yang disebut oleh ahli sosiologi, hukum menempati sarana kontrol sosial (social control). Dalam hal
ini hukum sebagai sarana untuk mempertahankan stabilitas sosial. Hukum ketika
itu mampu mengubah, menentukan, dan mengontrol kondisi sosial bangsa Arab. Dengan
demikian, dapat dikatakan beliau sukses bersosialiasi dengan masyarakat dan
mengontrol sosial dengan bimbingan wahyu.
Mahasiswa sebagai calon sarjana atau intelektual diharapkan mampu
bersosialisasi di masyarakat sebagai jalan agar ilmunya lebih berkembang.
Selain itu juga akan menjadi seorang tokoh atau pimpinan yang akan mengambil
kebijakan berdasarkan pertimbangan kontrol sosial melalui ilmu yang dimilikinya
sehingga mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat banyak. Semoga hal tersebut
mampu dilakukannya. Amin.
Comments
Post a Comment