Keluasan Rahmat dan Ampunan Allah
Kita sering mendengar hadis Rasulullah yang berbunyi: “Awal
bulan Ramadan itu adalah kasih-sayang (rahmat), pertengahannya adalah penuh
ampunan (magfirah), sedangkan akhirnya dibebaskan dari siksa api neraka (itqun
minannari).”
Hadis tersebut berada dalam kitab hadis Sahih Ibnu Huzaimah
dan Mausuah Ibnu Abid Dunya. Karenanya hadis tersebut dikeluarkan oleh
Ibnu Huzaimah yang berasal dari riwayat Salman al-Farisi. Sedangkan yang dikeluarkan
oleh Ibnu Abid Dunya berasal dari Abu Hurairah.
Maksud “rahmat” dalam hadis tersebut menurut Al-Manawi
adalah di awal Ramadan, Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada orang-orang yang
berpuasa, sehingga mereka mendapatkan berkah. Adapun maksud “magfirah”
di sini adalah di pertengahan bulan Ramadan, Allah mengampuni dosa orang-orang
yang berpuasa. Sedangkan maksud “itqun minannari” adalah di akhir malam Ramadan,
Allah membebaskan dari siksa api neraka bagi orang yang berpuasa.
Penjelasan menarik dikemukakan oleh Ibnu Rajab mengenai hadis tersebut.
Sesungguhnya bulan Ramadan itu seluruhnya rahmat, ampunan dan pembebasan dari siksa
api neraka. Karena hal ini diperkuat oleh hadis lainnya yang menjelaskan apabila
datang Ramadan, maka dibukalah pintu rahmat, dikunci pintu neraka, dan
dibelenggu setan (HR. Muslim, Nasai, dan Ahmad dari Abu Hurairah).
Penjelasan Ibnu Rajab tersebut mengindikasikan hendaknya kita
bersungguh-sungguh dari awal hingga akhir Ramadan memanfaatkan keutamaannya dengan berpuasa di siang harinya dan menghidupkan malamnya
dengan salat Tarawih dan ibadah lainnya. Dengan kata lain tidak memilah
keutamaan yang ada di awal, di pertengahan, dan di akhir. Ketiga keutamaan
tersebut bersamaan ada di sepanjang bulan Ramadan.
Rahmat di sini khusus diberikan kepada orang-orang yang berbuat
kebaikan dan takwa. Dan salah satunya ibadah puasa Ramadan yang merupakan jalan
untuk menuju takwa. Hal ini bersandar pada Surah Al-A’raf: 56 yang menjelaskan
tentang sesungguhnya rahmat itu dekat dari orang-orang yang berbuat kebaikan.
Dan Surah Al-A’raf: 156 yang menjelaskan tentang rahmat Allah itu luas mencakup
setiap hal dan Allah akan menetapkannya untuk orang-orang yang bertakwa.
Adapun ampunan-Nya bersandar pada Surah Al-Ra’d: 6 yang menjelaskan
sesungguhnya Allah mempunyai ampunan yang luas bagi manusia sekalipun mereka
zalim. Wahbah Zuhaili menjelaskan maksud ayat tersebut sesungguhnya Allah
Maha Pengampun dan menutupi dosa manusia kelak di akhirat. Sekalipun mereka
telah menzalimi dirinya sendiri. Al-Tabari memperkuat maksudnya Allah menutupi
dosa orang-orang yang taubat pada hari kiamat.
Sedangkan pembebasan dari api neraka bersandar pada hadis riwayat
Ibnu Abbas yang menceritakan setiap malam Ramadan ketika berbuka puasa, Allah membebaskan
dari siksa api neraka sejuta orang. Sedangkan setiap malam atau hari Jumat,
Allah membebaskan setiap jamnya sejuta orang dari siksa api neraka. Kemudian
setiap akhir malam Ramadan, Allah membebaskan dari siksa api neraka sejumlah dibebaskannya
siksa dari awal hingga akhir Ramadan.
Begitu pun diperkuat pula oleh hadis riwayat Abu Hurairah dan Jabir
yang menceritakan bahwa setiap malam Ramadan Allah membebaskan dari siksa api
neraka. (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah). Hal
ini tiada lain karena keagungan dan keistimewaan bulan Ramadan dibanding dengan
bulan lainnya.
Ibnu Rajab menjelaskan karenanya kenapa Hari Fitrah dari bulan
Ramadan disebut dengan Hari Raya untuk semua umat? Alasannya karena pada waktu
itu orang-orang yang berbuat dosa dibebaskan dari siksa api neraka, setelah mereka melaksanakan puasa. Perbuatan dosa mereka diikuti oleh perbuatan baik
yakni berpuasa Ramadan. Hal ini sebagaimana Hari Kurban atau Idul Adha disebut
dengan Hari Raya Besar (Idul Akbar). Karena sebelumnya ada Hari Arafah. Dan
pada hari ini juga keutamaannya lebih banyak dibebaskan dari siksa api neraka.
Karena ampunan dan pembebasan dari api neraka dikhususkan bagi
orang yang melaksanakan puasa Ramadan dan menghidupkan malamnya, maka Allah
menyuruh untuk mencukupkan bilangan bulan Ramadan dengan mengagungkan-Nya
sebagai bentuk tanda syukur sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya Surah Albaqarah:
185. Maksudnya syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada orang-orang
yang beriman karena pertolongan-Nya sehingga bisa melaksanakan puasa Ramadan, dan
ampunan yang diberikan-Nya serta dibebaskan dari siksa api neraka. Mudah-mudahan kita semua dapat memperoleh semua keutamaan yang ada di sepanjang bulan Ramadan ini. Amin.
Referensi: Ibnu Rajab, Lataiful Maarif; Ibnu Huzaimah, Sahih
Ibnu Huzaimah; Mausuah Ibnu Abid Dunya; Al-Manawi, Faidul Qadir Syarh Jamius Sagir; Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Wasit; Al-Tabari, Tafsir
al-Tabari.
Aamiinn yra. Begitu hebat keutamaan sepanjang bln Ramadhan...
ReplyDelete