Umur Umat Nabi Muhammad

Tulisan ini selain renungan, juga dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun isteriku yang pada hari ini (12 Juli 2018) tepat berusia 39 tahun. Happy Birthday, My Wife ! Semoga beliau juga kita diberikan umur berkah dan mampu menjalankan ibadah dengan baik. Dan banyak memberikan manfaat bagi agama, keluarga, masyarakat, dan negara. Amin.

Apa itu umur? Kata “umur” dalam bahasa Arab disebut dengan العمر (al-‘umur). Ibnu Manzur mendefinisikannya dengan الحياة yang berarti kehidupan. Sementara itu Ragib al-Asfahani mendefinisikannya dengan suatu nama bagi waktu makmurnya badan karena kehidupan. Disebut pula dengan makmurnya badan karena adanya ruh. Oleh karena itu ketika kita mendengar kata “takmir” (تعمير), maka berarti memanfaatkan umur dengan perbuatan atau ucapan pada jalan yang diridai-Nya.

Jika kita simpulkan bahwa orang  yang berumur berarti orang yang masih diberikan kesempatan hidup oleh Allah di dunia. Selain itu pula masih diberi kesempatan untuk memanfaatkan badannya dengan beragam kegiatan guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam Alquran, kata-kata “umur” sebagaimana dijelaskan Ragib al-Asfahani banyak disinggung dalam beragam ayat. Di antaranya terdapat dalam Surah Fatir: 11, 37;  Albaqarah: 96; Yasin: 68; dan Al-Syuara: 18.

Surah Fatir: 11menjelaskan umur manusia setelah lahir berbeda-beda. Semuanya itu telah ditetapkan-Nya dalam Lauhul Mahfuz. Sementara itu Surah Fatir: 37 menjelaskan penyesalan orang-orang kafir karena mereka merasakan azab yang pedih di neraka, sehingga mereka ingin dikeluarkan darinya guna berbuat amal saleh. Kemudian Allah meresponnya: “Bukankah kami telah memanjangkan umurmu dan telah mengutus para Nabi guna memberikan peringatan kepadamu.” Dengan demikian penyesalan mereka sia-sia.  

Surah Albaqarah: 96 menjelaskan orang-orang Yahudi mengharapkan umurnya hingga seribu tahun atau lebih. Padahal umur panjang tersebut tidak akan menjauhkannya dari siksa api nereka, karena perbuatan mereka selama hidup di dunia, seperti serakah terhadap kehidupan dunia. Bahkan keserakahannya itu melebihi orang-orang musyrik.  

Surah Yasin: 68 menjelaskan siapa saja yang dikehendaki panjang umurnya oleh Allah, maka Dia akan mengganti apa yang ada dalam dirinya dengan kekuasaan-Nya. Dia akan mengembalikannya kepada keadaan lemah sebagaimana yang ada pada anggota tubuhnya, maupun pemahamannya, dan lain sebagainya.

Sementara itu Surah al-Syuara: 18 menjelaskan ketika Allah menyuruh Nabi Musa dan saudaranya, Nabi Harun agar menghadap Firaun untuk menjelaskan bahwa keduanya Rasul yang diutus oleh-Nya. Dan meminta Firaun agar membebaskan kaum Bani Israil dan mengajaknya agar menyembah-Nya. Maka Firaun menjawab: “Bukankah kami telah mengasuhmu ketika kamu berumur kanak-kanak hingga hidup bersama kami beberapa tahun dari umurmu.” Menurut riwayat ketika itu Nabi Musa hidup bersama Firaun selama 30 tahun.” Maksud jawaban Firaun tersebut mengindikasikan ia tidak mau memenuhi permintaan Nabi Musa dan Nabi Harun tersebut.

Siapa orang yang paling baik? Dalam hadis dijelaskan suatu ketika ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah mengenai siapa orang yang paling baik dan paling jelek. Lalu beliau menjawab: “Orang yang paling baik adalah orang yang panjang umurnya dan baik pula amalnya. Sedangkan orang yang paling jelek adalah orang yang panjang umurnya, tapi amalnya jelek” (HR. Tirmizi dari Abdul Rahman bin Abu Bakrah). Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang paling baik. Amin.

Selanjutnya dalam hadis lain Rasulullah menjelaskan umur umatku 60 tahun hingga 70 tahun (HR. Tirmizi dari Abu Hurairah). Hadis tersebut maksudnya rata-rata umat Nabi Muhammad, meninggal dunia di antara umur 60 hingga 70 tahun. Sebagai buktinya Nabi Muhammad sendiri dan para sahabat Khulafaur Rasyidin, para ulama dan para wali meninggal di antara usia tersebut.  

Kandungan hadis tersebut mengindikasikan agar kita beramal saleh selagi masih diberikan umur oleh Allah. Dan sebaik-sebaiknya kita berumur panjang disertai amal saleh. Selanjutnya kendatipun umur umat Nabi Muhammad rata-rata antara 60 tahun hingga 70 tahun sebagaimana dijelaskan dalam hadis tersebut, namun bukan berarti beramal saleh ketika berumur demikian, melainkan selama masih diberikan umur perlunya beramal saleh. Artinya beramal saleh tidak memandang ketika umur masih muda atau tua. Karena tidak ada yang mengetahui kapan kita akan mati, selain Allah. Semoga bermanfaat.

Referensi:
Ibnu Manzur, Lisanul Arab; Ragib al-Asfahani, Al-Mufradat fi Garibil Quran; Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Wasit; Muhammad Abdul Rahman al-Mubarakfuri,Tuhfatul Ahwazi Bisyarh Jami al-Tirmizi. 

Comments

Popular posts from this blog

Membedah Isra Mikraj Menurut Etimologi

Isolasi Diri Model Daud bin Abi Hindi

Rezeki Lahiriah dan Batiniah