Tuhan Maha Kreatif dan Produktif
Maha Kuasa Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan bumi, pantai, lautan dan
daratan yang membentang luas. Langit yang tinggi tanpa tiang. Siang terbit
matahari, kemudian diganti dengan terbitnya bulan di malam hari. Dia menciptakan
itu semua tanpa bantuan yang lainnya. Itulah sifat-Nya Qiyâmuhû Binafsihî.
Apa yang Dia ciptakan semuanya tunduk pada-Nya. Demikian dijelaskan dalam
firman-Nya Surah al-Jasiah: 12-13.
Wahbah Zuhaili menjelaskan ayat tersebut mengingatkan
kita bahwa Tuhan menundukkan lautan, sehingga kita bisa berlayar di dalamnya
dengan perantara perahu atau kapal laut. Inilah yang pertama diamalkan oleh
Nabi Nuh. Kemudian dari lautan tersebut, Tuhan mengeluarkan pula intan,
permata, dan yang lainya dari dasar lautan.
Begitu pun Tuhan menundukkan ciptaan-Nya yang ada di langit,
seperti bintang, bulan, matahari, dan malaikat. Selanjutnya Tuhan menundukkan
ciptaan-Nya apa yang ada di bumi, seperti gunung, lautan, sungai, hutan, dan
yang lainnya. Semua itu merupakan karunia, rahmat, dan kekuasaan-Nya.
Sudahkah kita pandai bersyukur dan memikirkan hasil ciptaan-Nya
tersebut? Sungguh naïf sekali jika kita kufur atas nikmat tersebut. Oleh karena
itu tidak pantas sekali jika sehari-hari kita salat untuk menyembah-Nya, namun
pada kenyataannya menuhankan yang lainnya, seperti harta, pangkat, kedudukan,
jabatan, dan popularitas.
Sudahkah kita mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari bacaan dalam
Surah al-Fatihah: Iyâka Na’budu wa Iyyâka Nastaînu? Jika sudah, sungguh
sangat beruntung kita. Namu jika dalam keseharian kita menyembah
selain-Nya sebagaimana telah dikemukakan tadi. Atau sangat tergantung sekali
kepada makhluk-Nya dalam setiap hal, tanpa ingat pada-Nya, maka sungguh rugi
apabila hal itu terjadi.
Apa yang Tuhan ciptakan semuanya untuk makhluk-Nya, termasuk kita.
Demikian firman-Nya dalam Surah Albaqarah: 29. Ayat tersebut mengindikasikan
apa yang diciptakan-Nya untuk melayani manusia. Demikian dijelaskan Wahbah
Zuhaili.
Kandungan ayat tersebut mengingatkan bahwa kita ini termasuk makhluk
yang diprioritaskan di muka bumi dibanding dengan makhluk lainnya, seperti
binatang. Oleh karena itu, sudahkah kita memanfaatkannya guna kepentingan
ibadah yang manfaatnya tidak hanya dapat dirasakan oleh diri sendiri, tapi
bermanfaat juga bagi orang banyak.
Jika Tuhan menciptakan bumi, langit, matahari, bulan, dan yang
lainnya tanpa melihat contoh atau pola kepada lainnya, maka kita melihat pola. Namun
hal itu tidak akan sama persis. Bukankah ketika kita mampu menciptakan pesawat
terbang, kita meniru burung yang bisa terbang. Bukankah ketika mampu menciptakan alat menyelam, kita meniru ikan.
Penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang
merupakan tanda-tanda kekusaan Allah bagi orang yang berpikir (ulul albab).
Demikian firman-Nya dalam Surah Ali Imran: 190.
Al-Qurtubi menjelaskan maksud ulul albab adalah
orang-orang yang mempergunakan akalnya untuk memikirkan dalil-dalil
kekuasaan-Nya. Ketika turun ayat
tersebut, Rasulullah sedang melaksanakan salat malam. Kemudian Bilal datang untuk
melaksanakan azan salat Subuh. Dan ia melihat Rasulullah sedang menangis,
lantas ia berkata: “Wahai Rasulullah, kenapa engkau menangis, sedangkan
engkau terbebas dari dosa?” Rasulullah menjawab: “Wahai Bilal, apakah tidak
boleh aku menjadi hamba-Nya yang banyak bersyukur?” Kemudian Rasulullah mengatakan:
“Malam tadi Allah telah menurunkan ayat kepadaku (Surah Ali Imran: 190). Celakalah
bagi orang yang membacanya, namun ia tidak memikirkannya.”
Ayat tersebut diperkuat oleh hadis Rasulullah sebagaimana dikutif
Al-Suyuti yang menceritakan suatu ketika beliau keluar bepergian
dengan para sahabat. Lantas beliau melihat mereka sedang memikirkan sesuatu. Melihat
demikian, Rasulullah bersabda: “Janganlah kalian memikirkan tentang zat-Nya.
Akan tetapi pikirkanlah ciptaan-Nya” (HR. Ibnu Abi Hatim dari Abdullah bin
Salam).
Dalam ayat selanjutnya (Surah Ali Imran: 191) Allah menjelaskan yaitu
orang-orang yang senantiasa berzikir, baik ketika berdiri, duduk, dan ketika
berbaring. Dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.
Muhammad Abduh menjelaskan kata “zikir” dalam ayat
tersebut bersifat umum, tidak hanya salat. Akan tetapi menyangkut juga zikir
dengan hati, yaitu merasakan kehadiran Allah dalam hati. Kemudian menyebutkan hikmah
dan keutamaannya ketika berdiri, duduk, dan berbaring.
Ayat selanjutnya (masih Surah Ali Imran:191), seraya mereka berkata: “Ya Tuhan
kami, tidaklah Engkau ciptakan ini sia-sia.” Ayat tersebut mengindikasikan apa
saja yang diciptakan Tuhan itu ada hikmahnya bagi manusia serta menjadi dalil
atas kekuasaan-Nya.
Lebih lanjut Muhammad Abduh menjelaskan ungkapan demikian hanya diucapkan
oleh orang-orang yang menggabungkan antara tafakur dan zikir kepada-Nya.
Kemudian mereka menyimpulkan dari upaya penggabungan itu kepada hikmah-Nya dan
ilmu-Nya yang meliputi setiap peristiwa yang terjadi.
Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai mensyukuri nikmat-Nya. Dan kita mampu menyerap sifat dan asma-Nya yang Maha Kreatif dan Maha Produktif (Al-Bâri) yang sesuai dengan kapasitas dan masing-masing potensi kita sebagai makhluk-Nya. Berkarya yang manfaatnya tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, akan tetapi dapat pula dirasakan manfaatnya oleh orang banyak, sehingga menjadi amal jariah. Amin.
Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai mensyukuri nikmat-Nya. Dan kita mampu menyerap sifat dan asma-Nya yang Maha Kreatif dan Maha Produktif (Al-Bâri) yang sesuai dengan kapasitas dan masing-masing potensi kita sebagai makhluk-Nya. Berkarya yang manfaatnya tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, akan tetapi dapat pula dirasakan manfaatnya oleh orang banyak, sehingga menjadi amal jariah. Amin.
Referensi:
Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Wasit;
Al-Qurtubi, al-Jami’ li Ahkamil Quran; Al-Suyuti,
al-Durrul Mansur; Muhammad
Abduh, Tafsir al-Manar.
Catatan :
Jika Anda mengutip tulisan ini, jangan lupa untuk memasukkannya di daftar pustaka sebagai berikut:
Hidayat, Enang (2018, 02 Agustus). Tuhan Maha Kreatif dan Produktif [Entri blog]. Diambil dari https://enanghidayat17.blogspot.com/2018/08/tuhan-maha-kreatif-dan-produktif.html
Comments
Post a Comment